SpaceX Kembali Luncurkan Roket Dengan Membawa 105 Satelit Dalam Misi Transporter-3

Jakarta - SpaceX kembali menerbangkan ratusan satelit ke luar angkasa. Perusahaan transportasi luar angkasa Amerika Serikat milik Elon Musk ini berhasil meluncurkan roket melalui misi Transporter-3, dan membawa 105 satelit kecil ke orbit Bumi.

SpaceX luncurkan 105 satelit dengan roket Falcon 9 pada Kamis (13/1/2022) kemarin. Peluncuran roket ini word play here disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube resmi SpaceX.

Sementara itu, roket Falcon 9 dalam misi Transporter-3 dilepas landaskan dari Space Introduce Complex 40 di Cape Canaveral Room Pressure Station di Florida, dan berlangsung selama 29 menit.

Mengutip laman NASA, Transporter-3 adalah misi rideshare khusus ketiga SpaceX yang mengirimkan 105 satelit ke ketinggian 525 kilometer Sunlight Synchronous Orbit (SSO) atau orbit satelit.

Peluncur Falcon 9 sendiri memiliki tinggi sekitar 70 meter yang berfungsi sebagai layanan taksi kosmik, dengan satelit sebagai penumpangnya, kemudian akan ditempatkan di orbit.

Misi peluncuran satelit SpaceX ini adalah yang pertama kali sejak Juni lalu yang mempertontonkan pendaratan kembali ke situs peluncuran (RTLS).

SpaceX kerap mendaratkan sebagian besar roketnya di dek salah satu kapal drone raksasanya, namun kali ini roket Falcon 9 akan mendarat kembali di tempatnya diterbangkan.

Melansir Space, Kamis (13/1/2022) misi Transporter-3 menggunakan Falcon 9 ini menandai SpaceX telah melakukan misi keduanya dan mendarat pertama kali di Cape Canaveral Space Force Terminal.

SpaceX pertama kali meluncurkan misi Transporter-1, pada Januari 2021 dengan 143 satelit yang dibawa roket dan mencatat rekor baru untuk jumlah satelit yang bisa diangkut satu roket.

Kemudian, pada bulan Juni 2021 mereka meluncurkan 88 satelit kecil melalui misi Transporter-2. Dikatakan peneliti SpaceX, Falcon 9 akan terbang di jalur lintasan selatan yang jarang digunakan untuk penerbangan dari Cape.

Hal tersebut memungkinkan Falcon 9 yang membawa satelit untuk diluncurkan ke orbit dapat diamati dari Bumi. Perusahaan ini pun telah memperingatkan warga setempat terkait potensi ledakan yang akan terjadi akibat pendaratan roket.

Kendati demikian, suara ledakan mungkin akan terdengar berbeda lantaran dipengaruhi oleh kondisi cuaca di sana.

"Sekitar delapan menit setelah lepas landas, tahap pertama Falcon 9 akan mendarat di Zona Pendaratan SpaceX 1 (LZ-1) di Cape Canaveral Room Pressure Station, Florida,"kata peneliti di SpaceX yang tidak disebutkan namanya itu.

"Ada kemungkinan bahwa penduduk lokal (dan orang-orang di sekitarnya) mungkin mendengar satu atau lebih ledakan sonik selama pendaratan,"lanjutnya Misi Transporter-3 yang membawa berbagai satelit milik pelanggan berbeda memungkinkan mereka untuk membayar biaya roket bersama-sama.

Pasalnya, banyak misi pengangkut yang pilih-pilih untuk bisa mengangkut satelit pelanggan, sehingga ini menjadi pilihan bagus bagi perusahaan yang ingin menerbangkan satelitnya.

Di sisi lain, SpaceX sudah memulai rideshare atau misi berbagi satelit ini di tahun 2018 dengan peluncuran 60 satelit kecil dalam misi yang disebut SSO-A.

Penerbangan itu memungkinkan perusahaan luar angkasa Elon Musk untuk mengirimkan satelit ke orbit rendah di Bumi dengan hati-hati dan waktu yang disesuaikan sehingga satelit tidak bertabrakan satu sama lain.

Setelah itu, mereka menawarkan tumpangan satelit dengan muatan 200 kilogram menggunakan roket SpaceX Falcon yang dibandrol dengan harga 1 juta dolar Amerika atau sekitar Rp14 miliar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perputaran Bumi Semakin Cepat, Apakah Berbahaya ?

Fenomena Langka Ada Anak Sapi Berkepala dua yang Hidup

Perampok Ini Hanya Menggunakan Jam Tangan Pintar Berhasil Mencuri Uang Sebesar Rp 7,2 Miliar Dari Bandar Narkoba