Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2021

Penjelasan Mengapa Matahari Pada Siang Hari Terasa Panas, Berikut Selengkapnya

Jakarta - Matahari merupakan alasan utama mengapa bumi memiliki kehidupan. Dalam sistem tata surya, Bumi berada di posisi yang sesuai dengan matahari, tidak terlalu jauh maupun terlalu dekat. Panas sinar matahari sangat bermanfaat bagi kehidupan makhluk hidup, khususnya manusia. Selain memberikan penerangan, cahaya matahari biasa dimanfaatkan untuk berbagai hal, termasuk menjemur pakaian, listrik tenaga surya, serta sumber vitamin D yang baik bagi tubuh. Anda pasti merasakan, ketika berjalan di siang hari, paparan cahaya matahari yang mengenai tubuh terasa panas, sehingga tubuh cepat berkeringat. Mengapa sinar matahari terasa panas di siang hari, padahal jaraknya ke Bumi sangat jauh? Dilansir dari Space , Kamis (19/10/2017) matahari adalah sebuah bola gas bercahaya yang menghasilkan energi. Dengan cahaya yang sangat besar itulah yang matahari memungkinkan adanya kehidupan di Bumi. Sinar matahari terasa begitu panas akibat proses yang disebut reaksi fusi nuklir. Pada pr

Melihat Hujan Meteor Monocerotid Dan Meteor Chi-Orionid di Langit Indonesia

Jakarta - Mulai malam ini sampai 3 hari ke depan, masyarakat bisa menyaksikan ragam hujan meteor di langit Indonesia. Dua puncak hujan meteor, yakni hujan meteor Monocerotid dan hujan meteor Chi-Orionid akan hiasi langit malam ini. Berdasarkan catatan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) ada hujan meteor Monocerotid dan Chi-Orionid yang akan mencapai puncaknya 3 malam ini. Hujan meteor Monocerotid Monocerotid adalah hujan meteor minor yang titik radian atau titik asal kemunculan meteornya berada di dekat konstelasi Monoceros yang berbatasan dengan konstelasi Orion dan Gemini. Hujan meteor ini bersumber dari sisa debu planet 2004 TG10 yang mengorbit Matahari selama 3,34 tahun dan juga menjadi sumber bagi hujan meteor Taurid Utara. Peneliti di Pusat Sains Antariksa Lapan BRIN, Andi Pangerang mengatakan, fenomena hujan meteor Monocerotid akan mencapai puncaknya mulai malam ini, 9 -10 Desember 2021. Anda dapat menyaksikan p

Ilmuwan Indonesia di Osaka Berhasil Membuat Peta Kimia Pada Tempe

Jakarta - Ilmuwan Indonesia di Osaka College berhasil menyusun peta kimia pada tempe. Profil kimiawi tempe yang diproduksi di Indonesia yang dibuat ini juga dibandingkan dengan tempe yang dibuat di Jepang. Tempe adalah makanan khas Indonesia, yang tengah mendapatkan perhatian peneliti di berbagai belahan dunia karena popularitasnya sebagai superfood. Di Indonesia pun, manfaat tempe menjadi superfood yang bersumber dari fermentasi kedelai paling mudah didapatkan dan paling banyak dikonsumsi masyarakatnya. Dengan disusunnya peta kimia tempe atau profil senyawa-senyawa kimiawi yang terkandung dalam tempe ini bisa menjadi pembelajaran baru dan menarik untuk diketahui. Menurut Della Rahmawati, yang juga seorang dosen teknologi pangan di Swiss German College di Tangerang, kandungan tempe belum pernah dipetakan secara lengkap, khususnya profil senyawa-senyawa metabolit kimiawi di dalamnya. Penelitian ilmuwan Indonesia yang berhasil menyusun peta kimia tempe ini telah diterbitk