Penjelasan Mengapa Matahari Pada Siang Hari Terasa Panas, Berikut Selengkapnya

Jakarta - Matahari merupakan alasan utama mengapa bumi memiliki kehidupan. Dalam sistem tata surya, Bumi berada di posisi yang sesuai dengan matahari, tidak terlalu jauh maupun terlalu dekat. Panas sinar matahari sangat bermanfaat bagi kehidupan makhluk hidup, khususnya manusia.

Selain memberikan penerangan, cahaya matahari biasa dimanfaatkan untuk berbagai hal, termasuk menjemur pakaian, listrik tenaga surya, serta sumber vitamin D yang baik bagi tubuh. Anda pasti merasakan, ketika berjalan di siang hari, paparan cahaya matahari yang mengenai tubuh terasa panas, sehingga tubuh cepat berkeringat.

Mengapa sinar matahari terasa panas di siang hari, padahal jaraknya ke Bumi sangat jauh? Dilansir dari Space, Kamis (19/10/2017) matahari adalah sebuah bola gas bercahaya yang menghasilkan energi. Dengan cahaya yang sangat besar itulah yang matahari memungkinkan adanya kehidupan di Bumi.

Sinar matahari terasa begitu panas akibat proses yang disebut reaksi fusi nuklir. Pada proses tersebut terjadi gravitasi di inti matahari yang menghasilkan tekanan dan suhu sangat besar hingga lebih dari 27 juta derajat fahrenheit atau 15 juta derajat celcius.

Akibat tarikan gravitasi terlalu besar dan kuat, membuat suhu inti matahari meninggi. Reaksi fusi nuklir bekerja saat atom hidrogen yang dimiliki matahari dikompresi dan melebur bersamaan, kemudian menciptakan helium.

Reaksi ini menghasilkan sejumlah besar energi di mana energi tersebut akan memancar keluar dari permukaan matahari, atmosfer dan seterusnya. Kemudian, dari inti matahari energi bergerak ke zona radiasi, tempat sinar matahari dipantulkan hingga 1 juta tahun sebelum pindah ke zona konveksi yaitu lapisan atas indoor matahari.

Saat energi matahari berada di sana, suhu menurun di bawah 2 juta derajat Celsius. Selanjutnya, gelembung besar plasma membentuk atom terionisasi dan bergerak ke atas menuju fotosfer. Sementara itu, suhu di fotosfer juga jauh lebih rendah yakni sekitar 5.500 derajat Celsius.

Di sinilah radiasi matahari terdeteksi sebagai cahaya yang dapat terlihat. Bintik matahari di fotosfer lebih dingin dan lebih gelap dari location sekitarnya. Di pusat bintik matahari yang besar, suhunya bisa mencapai 4.000 derajat Celsius.

Suhu pada tingkat berikutnya dari atmosfer matahari yang disebut kromosfer terus menurun dan lebih dingin, sekitar 4.320 derajat Celsius. Namun, pada kromosfer biasanya cahaya tidak tampak karena lebih lemah dari fotosfer di sekitarnya.

Satu-satunya waktu di mana fotosfer terlihat adalah selama gerhana matahari total. Pada saat itu, bulan menutupi fotosfer dan lingkaran merah yang muncul di sekitar matahari adalah kromosfer.

Corona atau korona matahari memiliki suhu tinggi saat panas keluar, menyebabkan aliran plasma besar yang memuncak seperti titik mahkota, dan suhunya bisa mencapai 2 juta derajat celcius.

Saat korona matahari mendingin, radiasi dan panasnya akan menghilang karena berada di location terluar matahari yang tertiup angin matahari. Faktanya, dibutuhkan delapan menit bagi panas dari sinar matahari untuk mencapai bumi, yang berjarak sekitar 149 ribu km.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perputaran Bumi Semakin Cepat, Apakah Berbahaya ?

Fenomena Langka Ada Anak Sapi Berkepala dua yang Hidup

Perampok Ini Hanya Menggunakan Jam Tangan Pintar Berhasil Mencuri Uang Sebesar Rp 7,2 Miliar Dari Bandar Narkoba