Peneliti Mengungkap Jika Parasit Malaria Bisa Sembunyi di Limpa Manusia Dan Berkembang Biak

Jakarta - Peneliti berhasil mengungkap siklus hidup parasit malaria yang tak banyak diketahui. Studi tersebut membuktikan jika sejumlah besar parasit malaria mampu bersembunyi di limpa manusia dan secara aktif mampu berkembang biak dalam siklus hidupnya.

Jumlah parasit yang ditemukan di body organ limpa juga dapat mencapai ratusan hingga ribuan kali lebih tinggi daripada yang ditemukan di peredaran darah.

Temuan yang dipublikasikan di jurnal New England Journal of Medication dan PLOS Medication ini, menjadi sebuah terobosan baru bagi pemahaman mengenai patogenesis malaria yang belum pernah diketahui sebelumnya.

Dikutip dari laman resmi Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Kamis (25/11/2021) penelitian ini dilakukan dengan menganalisis limpa dari pasien-pasien di Timika, Papua yang memerlukan pengangkatan limpa (splenectomy) akibat kecelakan.

"Temuan kami telah mendefinisikan ulang siklus hidup malaria. Dan jungle fever kronis harus dianggap terutama sebagai infeksi limpa, dan hanya sebagian kecil yang beredar di dalam darah,"kata mahasiswa doktoral Indonesia, Steven Kho di Menzies School of Health And Wellness Research (Menzies) Australia yang memimpin studi ini.

Menurut peneliti pada umumnya, pasien yang akan melakukan pengangkatan limpa tidak memperlihatkan gejala malaria. Tetapi hasil analisis menunjukkan, 95 persen pasien memiliki parasit jumlah besar yang tersembunyi di limpa.

Akumulasi parasit di limpa ini menurut peneliti disebabkan dua spesies parasit, yaitu Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax. Limpa manusia mengandung sejumlah besar sel darah merah yang sangat muda, disebut retikulosit.

Sel darah muda ini merupakan satu-satunya jenis sel darah merah yang dapat diinfeksi oleh P.vivax. "Hal ini menjadikan limpa sebagai lokasi di mana parasit jungle fever vivax dapat berkembang biak dengan mudah,"ungkap Dr. Nurjati Siregar, peneliti lain yang terlibat dalam studi.

Limpa juga dianggap sebagai body organ yang menghancurkan dan dihindari parasit. Namun hasil penelitian ini memperlihatkan, bahwa limpa juga menyediakan tempat berlindung bagi parasit yang bertahan hidup dalam jangka panjang.

Lebih lanjut, peneliti menekankan pentingnya temuan ini karena infeksi limpa yang terus menerus memiliki implikasi klinis dan kesehatan masyarakat yang besar, termasuk berkontribusi terhadap anemia.

Temuan juga sekaligus menunjukkan pentingnya intervensi baru dalam melakukan program eliminasi malaria. Hal ini mengingat eliminasi malaria yang mengandalkan tes darah secara massal tak dapat mengidentifikasi pasien dengan parasit yang tersembunyi dalam organ limpa, sehingga tak dapat mendeteksi semua infeksi pada populasi yang terjangkit malaria.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perputaran Bumi Semakin Cepat, Apakah Berbahaya ?

Fenomena Langka Ada Anak Sapi Berkepala dua yang Hidup

Perampok Ini Hanya Menggunakan Jam Tangan Pintar Berhasil Mencuri Uang Sebesar Rp 7,2 Miliar Dari Bandar Narkoba