Luar Biasa, Dubai Memiliki Drone Canggih Untuk Menurunkan Hujan Dari Langit
Jakarta - Di tengah pukulan cuaca yang sangat terik hingga mencapai 51,8 derajat
celcius, Dubai berhasil menciptakan teknologi baru yang bisa menurunkan
hujan lewat drone laser canggihnya.
Seperti diketahui, Uni Emirat Arab (UEA) memang terkenal memiliki curah
hujan yang rendah hingga 4 inci setiap tahunnya. Hal ini membuat daerah
tersebut sangat panas hingga tidak memungkinkan untuk menggarap
pertanian.
Melansir Forbes, Selasa( 3/8/2021), Pusat Meteorologi Nasional Uni
Emirat Arab memperkenalkan teknologi drone yang memaksa presipitasi atau
kondensasi uap air di atmosfer melalui sinar laser.
UEA telah menginvestasikan lebih dari 15 juta dollar atau sekitar Rp 215
miliar pada sembilan 'proyek pengembangan hujan', di mana delapan di
antaranya menggunakan metode penyemaian awan tradisional.
Metode penyemaian awan atau hujan buatan yang telah ada selama beberapa
dekade terakhir ini menggnakan bahan kimia seperti perak iodida ke awan
untuk menurunkan hujan atau salju.
Sayangnya, metode ini dikhawatirkan memiliki efek yang buruk kepada
manusia, tanaman, dan air minum. Sejumlah ahli khawatir jika partikel
dari bahan tersebut mungkin akan terakumulasi dan bertahan dalam waktu
yang lama sehingga berbahaya bagi lingkungan.
Proyek yang lainnya akhirnya mengambil pendekatan yang berbeda.
Alih-alih menyebarkan partikulat yang berbahaya, Pusat Cuaca Emirati
menggunakan drone untuk mengontrol udara.
Cara kerja drone yang dirancang di University of Analysis ini untuk
menargetkan awan tertentu dan melepaskan listrik melalui laser yang
terkonsentrasi untuk mengumpulkan tetesan air secara paksa di udara
sehingga memicu curah hujan yang diinginkan.
Kepada Arab Information, 17 Maret 2021, Alya Al-Mazroui, direktur
program penelitian sains peningkatan hujan UEA, mengatakan tentang drone
yang dirancang di Inggris.
" Dilengkapi dengan muatan instrumen pelepas muatan listrik dan sensor
yang bisa disesuaikan, drone ini akan terbang di ketinggian rendah dan
mengirimkan muatan listrik ke molekul udara. yang seharusnya mendorong
presipitasi."
"Ketika tetesan bergabung dan cukup besar, mereka akan jatuh sebagai
hujan," kata Prof Maarten Ambaum, ilmuwan yang mengerjakan proyek
tersebut kepada BBC.
Jika armada drone ini dapat mengatasi kekeringan dengan cara yang
memungkinkan dan hemat biaya, maka teknologi ini berpotensi mengubah
dunia.
Komentar
Posting Komentar